Kolom Ustadz

Perbedaan Islam Moderat dan Islam Liberal

Moderat dan liberal merupakan dua istilah yang tidak asing di telinga masyarakat muslim luas. Kedua istilah tersebut menjadi jawaban terhadap stigmatisasi[1] umat Islam dengan fundamentalisme[2] dan terrorisme[3]. Dan nampaknya istilah tersebut difungsikan sebagai penjinak terorisme.

Bagi Dr. Angel Rabasa[4], moderat adalah mereka yang dapat menerima kultur demokratik, mendukung demokrasi dan HAM internasional, termasuk mengakui kesetaraan Gender, kebebasan beribadah, menghormati pluralitas, menerima sumber hukum yang tidak sektarian dan memusuhi terorisme dan segala bentuk tindak kekerasan[5].

Istilah Moderat biasa disandingkan dengan kata Islam, bagi sekelompok orang muslim yang suka melakukan otokritik terhadap Islam, maka ia disebut sebagai penganut Islam Moderat. Definisi Islam moderat sering digunakan oleh orang-orang yang anti Islam sebagai pemahaman yang mendukung kebijakan dan kepentingan mereka (yang anti Islam). Oleh karena itulah orang – orang barat banyak yang mendefinisikan Islam moderat, diantaranya Ariel Cohen mengartikan moderat sebagai menghormati hak menafsirkan Al-Qur’an, hak menyembah Allah dengan caranya sendiri, atau tidak menyembah atau tidak percaya[6].

Selain moderat ada juga istilah liberal, terus apa bedanya moderat dengan liberal?. Liberal artinya bebas, namun yang menjadi persoalan adalah orang yang menganut paham liberal mengartikan bukan hanya sekedar bebas, tapi bebas dari ikatan moral, bebas dari agama serta bebas dari Tuhan. Ketika paham liberal masuk ke dalam pemikiran Islam, maka kebebasan diartikan sebagai bebas untuk menafsirkan agama sesuai dengan pikiran masing-masing orang. Akibatnya, hal-hal yang jelas haram hukumnya menjadi samar bahkan menjadi halal, yang wajib menjadi sunnah dan seterusnya.[7]

Sejatinya baik kaum Moderat maupun Liberal, mereka ingin merubah cara pandang umat Islam supaya memiliki cara pandang yang sama dengan mereka. Memposisikan wahyu sebagai objek dan kepentingan akal serta nafsu sebagai majikannya. Menafsirkan Al-Qur’an disesuaikan dengan tempat dan waktu, akal sebagai pijakan.[8] Ini merupakan pemikiran terbalik, bukan akal mengikuti Al-Qur’an tapi Al-Qur’an yang disuruh mengikuti akal.

Jadi, dari penjelasan diatas maka bisa ditarik kesimpulan bahwa istilah moderat bisa diartikan sama dengan istilah liberal. Kedua istilah tersebut sama-sama sebagai alat untuk mengubah umat Islam yang jauh dari agamanya dan melahirkan generasi Muslim yang memusuhi agamanya sendiri.

Ditulis oleh: Ustadz Asep Subandi

Baca juga: pembiasaan sebagai proses pendidikan.


[1] Ciri negatif

[2] Paham yang cendrung untuk memperjuangkan sesuatu secara radikal

[3] Aksi kekerasan yang menimbulkan ketakutan dalam usaha mencapai tujuan (terutama tujuan politik)

[4] Dr. Angel Rabasa adalah senior policy analiysty, RAND Corporation (LSM yang selama ini menawarkan strategi kepada pemerintah Amerika bagaimana meliberalkan negara-negara Islam)

[5] Hamid Fahmi Zarkasyi, Misykat ; Refleksi tentang Westernisasi, Liberalisasi dan Islam. INSISTS, 2012, hal.134

[6] Ibid, hal.134

[7] Hamid Fahmi Zarkasyi, Liberalisasi Pemikiran Islam; Gerakan bersama Misionaris, Orientalis dan Kolonialis, CIOS ISID Gontor, 2008, hal.45

[8] Deden Robi Rahman, Infiltrasi Hermeneutika terhadap Penafsiran Ayat-Ayat Ahkam; kritik atas pemikiran Fazlur Rahman dan Muhammad Syahrur, CIOS ISID Gontor, 2010, hal.75 – 76

PMDA

Official Admin website Pondok Modern Daarul Abroor. Pesantren Mu'adalah Mu'allimin pertama di Sumatera Selatan. Jenjang KMI setara MTs dan Aliyah dengan durasi Pendidikan 4 dan 6 tahun.

Informasi Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button