Kaderisasi di Pondok Modern Daarul Abroor

Untuk menunjang perkembangan dan inovasi pondok yang terus digulirkan, maka kaderisasi menjadi perhatian yang serius. Tiap tahunnya Pondok Modern Daarul Abroor mengirimkan minimal 1 kader untuk menempuh pendidikan S1 atau minimal D3. Proses pemilihan kader menurut K.H. Edy Sunari selaku Pimpinan Pesantren didasarkan pada kecerdasan, kegigihan dalam bekerja dan melaksanakan tanggung jawab, keikhlasan serta moral.

Kader ini dipilih dari santri yang tidak mampu secara ekonomi dan dimonitor sejak ia menunjukkan kemampuan dan kecerdasannya. Jika memang dilihat layak, maka santri dipanggil untuk ditanya apakah ia siap menjadi kader dan mengabdi pada Pesantren Daarul Abroor, jika ia menyatakan kesiapan, maka proses selanjutnya adalah mendiskusikan dan menanyakan pada orang tua santri tersebut apakah mereka siap dan ikhlas jika anaknya menjadi kader pondok. Jika kedua orang tua dan santri siap, maka santri tersebut mulai dilatih dan digembleng lebih jauh agar memahami betul arti dari perjuangan dan dakwah bersama pesantren.

Biasanya proses penggemblengan ini bisa memakan waktu 1 tahun bersamaan dengan proses pengabdian mereka setelah lulus dari kelas 6 KMI (setara 3 Aliyah), baru setelah dirasa cukup mereka dikuliahkan pada jurusan yang sesuai kecenderungan mereka serta jurusan yang dibutuhkan pesantren.

Untuk biaya kader, dicarikan dari para dermawan muslim yang bersedia menjadi orang tua asuh. Hal ini dilakukan sebab kebutuhan selain biaya kader saja Pesantren Daarul Abroor masih kesusahan, untuk itulah dicarikan orang tua asuh bagi tiap kader yang dikuliahkan.

Terhitung Pondok Modern Daarul Abroor hingga kini telah mengkaderkan 97 orang.

Baca juga : Alumni Pondok Modern Daarul Abroor.

Back to top button